FORTASBI – Gerimis hujan tidak menyurutkan semangat seratusan siswa dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mauizah dan Madrasah Aliyah Mishbahuddhalam di Pulau Pauh, Kecamatan Renah Mendaluh, Tanjung Jabung Barat, Jambi, untuk turun ke sungai, pada 24 Februari 2025.
Pelajar setingkat SMP dan SMA, melakukan penebaran 2000 bibit ikan baung dan semah ke Lubuk Larangan Desa Pulau Pauh, yang berada di hulu Sungai Pengabuan.
Lubuk Larangan di Desa Pulau Pauh ini adalah Lubuk Larangan ke-6, yang diinisiasi oleh petani sawit swadaya di Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI) didukung POLA, serta petani sawit swadaya dan Pemerintah Desa Pulau Pauh, melibatkan pelajar untuk mencintai dan menjaga sungai.
Sebelum menabur benih, FORTASBI memberikan edukasi pada anak 83 siswa MTs dan 27 orang siswa Aliyah, serta perwakilan dari majelis guru Aliyah dan MTs, tentang pentingnya menjaga sungai untuk masa depan.

Melalui kegiatan tabur benih ikan dan edukasi serta praktik langsung lapangan ini, FORTASBI berharap semakin menguatan kasih sayang generasi muda pada sungai yang ada di desa, bisa terus terjaga dan memberikan manfaat untuk kesejahteraan warga.
Lubuk Larangan ini merupakan kearifan tradisional yang sejak lama diterapkan oleh masyarakat dalam melakukan perlindungan sungai. Lubuk Larangan merupakan suatu wilayah tertentu di sungai yang diberi batasan oleh masyarakat, untuk tidak boleh diganggu dan diambil ikannya pada kurun waktu tertentu.
Lubuk Larangan paling tidak memiliki tiga fungsi yaitu, ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Fungsi ekologi untuk melindungi keberadaan jenis dan jumlah ikan lokal, lokasi pemijahan ikan, dan menjaga kebersihan lingkungan sungai.

Di Tanjung Jabung Barat, sudah ada desa yang mengadopsi perlindungan sungai melalui Lubuk Larangan di antaranya Desa Pulau Pauh, Desa Rantau Benar, Desa Lubuk Lawas, Desa Dusun Mudo dan Desa Tanjung Paku. Dari 5 desa tersebut, ada 3 desa yang memiliki Peraturan Desa mengenai Lubuk Larangan, yang diinisiasi FORTASBI dan petani sawit swadaya serta mitra lokal yang lainnnya.
Selain pelibatan pelajar, FORTASBI juga telah melibatkan Karang Taruna setempat dalam melakukan konservasi di Lubuk Larangan, seperti penaman berbagai pohon petai, durian, serta pohon lainnya, agar keanekaragaman hayati sekitar di Sungai Pangabuan, yang menjadi kawasan Lubuk Larangan bisa terus terjaga.

















