Petani Sawit Swadaya saat peresmian pabrik minyak makan merah di Sumut.

Pabrik Minyak Makan Merah Diyakini Jadi Nilai Tambah Bagi Petani Sawit Swadaya

FORTASBI – Pembangunan pabrik minyak makan merah di Sumatera Utara, diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi para petani sawit swadaya yang mengelola 6,2 juta hektare kebun kelapa sawit di seluruh Indonesia.

Presiden Joko Widodo menilai penggunaan minyak makan merah diyakini menjadi tren yang baik, dalam urusan goreng-menggoreng makanan di waktu-waktu mendatang.

“Vitamin di situ (minyak makan merah) banyak dan harga lebih murah,” kata Presiden Joko Widodo.

Ia mengatakan, dengan adanya pabrik minyak makan merah di Deli Serdang, maka tandan buah segar yang diolah menjadi minyak sawit mentah (CPO) dapat langsung diproses menjadi minyak makan merah.

“Minyak makan merah sangat bagus. Pertama, karena gizi nggak hilang, vitamin nggak hilang. Vitamin A, vitamin E, nutrien yang lain juga ada di situ,” jelasnya.

Menurut Presiden, harga minyak makan merah juga di bawah minyak goreng biasa. Sehingga, bahwa minyak makan merah akan terus dikembangkan di provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pabrik ini diyakini jadi nilai tambah dan hilirisasi sehingga petani tidak hanya menjual tandan buah segar TBS.

Dalam peresmian ini, Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI) yang merupakan forum yang digagas oleh beberapa NGO dan organisasi petani kelapa sawit di Indonesia, diwakili oleh Jumadi, yang juga petani sawit swadaya di Sumatara Utara.

Saat ini, FORTASBI memiliki 56 anggota dengan jumlah petani swadaya yang dibina mencapai 14.687 petani, dan jumlah lahan/kebun yang digarap mencapai 32.987 hektar dengan produksi TBS bersertifikat sebesar 1.043.417 ton per tahun, atau setara dengan 208.683 ton CPO per tahun.

| Rekomendasi Untuk Anda