Pemberian bantuan dari Posyantek Desa Bersama pada anggota dan warga.

Komitmen Posyantek Desa Bersama Kuatkan Manajemen dan Keberlanjutan Lingkungan

FORTASBI – Sertifikasi bukan hanya sebagai jaminan jika hasil produksi petani sawit swadaya sudah berkelanjutan. Namun, ada keuntungan yang didapatkan petani dari kredit yang dijual.

Kredit itu, digunakan kelompok petani untuk peningkatan produksi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, lingkungan dan ekonomi anggota.

Salah satunya, kredit yang dinikmati petani sawit swadaya yang tergabung dalam Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Desa Bersama yang berlokasi di Desa Pangkalan Dewa, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, membuat kelompok ini lebih produktif.

Kelompok tani yang mendapatkan Sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada tahun 2019 ini, memiliki anggota 204 petani dengan luas lahan 343,33 Ha, terus menguatkan berkomitmen untuk mempertahankan sertifikasi dan menjalankan praktik pengelolaan kebun terbaik dan berkelanjutan.

Dengan adanya Posyantek Desa Bersama, para petani sawit swadaya memiliki pengetahuan teknis produksi kelapa sawit yang jauh lebih baik. Bahkan, tanggung jawab petani meningkat karena kesadaran lingkungan yang lebih tinggi.

Petani swadaya di Desa Pangkalan Dewa, Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah ini, telah menetapkan beragam langkah untuk terlibat aktif dalam produksi kelapa sawit berkelanjutan dengan mengacu pada standar yang ketat.

Di mana, Posyantek terus berupaya meningkatkan kualitas tandan buah segar (TBS) sawit petani dengan dukungan proyek Global Yield Gap Atlas (GYGA) yang berjalan kurang lebih 4 tahun sejak tahun 2019 dan berakhir di tahun 2023.

Bahkan, dari program tersebut, membuat Posyantek menjadi percontohan Best Management Practice (BMP) untuk mengoptimalkan produktivitas tandan buah segar.

Posyantek Desa Bersama telah melakukan beberapa kali penjualan kredit RSPO. Di mana, hasil penjualan kredit tersebut, telah menunjang kesejahteraan anggota.

Paling tidak pada awal penjualan kredit Posyantek Desa Bersama dapat membangun peron pembelian hasil Tandan Buah Sawit (TBS) untuk mengakomodir pembelian buah sawit milik anggota petani sertifikasi maupun di luar anggota petani sertifikasi.

Posyantek melakukan mekanisme kontrol mutu TBS yang ketat dan memisahkan hasil TBS antara petani sertifikasi dengan petani non sertifikasi agar standar mutu tetap terjaga.

Tidak hanya berhenti dalam pembangunan peron, dengan skema penjualan kredit RSPO, telah membangun tempat untuk distributor pupuk non subsidi.

Harapannya, agar kebutuhan pupuk bagi petani bisa selalu terpenuhi, tentunya dengan harga yang terjangkau bagi petani sehingga hasil kebun dapat terjaga dengan baik.

Posyantek mengklaim, dengan hasil kebun yang baik tentunya sebagai penunjang ekonomi petani yang semakin sejahtera.

Bahkan saat saat terjadi pandemi COVID-19, di mana perekonomian hampir lumpuh, Posyantek Desa Bersama, masih bisa membantu anggotanya dengan beberapa kali dengan pembagian bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga lainnya, serta fasilitas penunjang untuk melindungi diri dari COVID-19.

Tahun 2024 ini, Posyantek Desa Bersama akan melakukan resertifikasi RSPO. Di mana, Posyantek memiliki target untuk penambahan anggota, agar petani sawit swadaya bisa menerapkan manajemen yang baik di kebun dan terus menguatkan pembangunan perkebunan berkelanjutan.

| Rekomendasi Untuk Anda