Proses sertifikasi petani sawit swadaya

Langkah Petani Swadaya Perkuat Komitmen Bersama Sawit Berkelanjutan di RT 2025

Konferensi Meja Bundar tahunan RSPO tentang minyak sawit berkelanjutan (RT2025) dan 22ND GENERAL ASSEMBLY OF RSPO MEMBERS (GA22) digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, dari 3-5 November 2025.

Forum Petani Sawit Berkelanjutan Indonesia, yang merupakan bagian dari RSPO bersama berbagai kelompok petani sawit berkelanjutan yang juga anggota RSPO, diharapkan memberikan dampak perubahan, terutama terkait masa depan sertifikasi berkelanjutan yang meberikan insentif atau kredit untuk memenuhi prisip dan kriteria sertifikasi RSPO.

Petani meyakini, insentif merupakan salah satu yang bisa membuat petani untuk mengikut sertifikasi RSPO. Dengan begitu, maka produk dengan ketelusuran dan keberlanjutan semakin mendominasi pasar sawit dunia.

Petani sawit swadaya berharap ada langkah-langkah bersama yang konkret untuk meningkatkan minat buyer membeli kredit RSPO.

Langkah yang bisa ditempuh yakni melakukan perbaikan strategi dan perbaikan pasar, serta mendorong industri kelapa sawit semakin menguatkan dukungan pada suplai produk yang berkelanjutan.

Petani bersertifikat juga terus menguatkan dampak insentif sertifikasi pada lingkungan, kondisi sosial dan kesejahteraan anggota. Yang diharapkan jadi bagian komunikasi RSPO untuk melakukan pendekatan pada buyer agar terus mendukung produk keberlanjutan petani.

Bagi Forum Petani Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI), kondisi petani sawit swadaya di Indonesia masih memerlukan pendampingan baik secara kelembagaan serta pendanaan untuk sertifikasi keberlanjutan.

Dukungan ini juga sebagai upaya agar penerapan prinsif dan kriteria dalam pengelolaan sawit berkelanjutan oleh petani sawit swadaya bisa tetap terjaga.

Selama ini, dampak dari pembelian kredit petani sawit swadaya oleh buyer telah berdampak pada perbaikan lingkungan. Seperti, pembangun jalan produksi, pengelolaan nilai konservasi tinggi, pengelolaan hutan, penjagaan sungai, mempertahankan keanekaraman hayati, adopsi orang utan, pengelolaan limbah serta melakukan pertanian regeneratif.

Bahkan, di bidang sosial, kredit yang diberikan pada petani juga memberikan dampak langsung pada generasi penerus, yakni dengan adanya berbagai bantuan beasiswa, bantuan alat dan peralatan belajar – mengajar di sekolah dan siswa, pemberian insentif pada guru, bahkan perbaikan ruang kelas.

Bagi FORTASBI, berbagai inisiatif petani tersebut harus semakin ditingkatkan tentunya dengan dukungan para buyer yang membeli kredit petani.

| Rekomendasi Untuk Anda